IKWI Kekuatan di Balik Layar bagi Wartawan

Blog Single

Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) telah menyelenggarakan syukuran memperingati Hari Ulang Tahun ke-59, di Ruang Rapat Pleno Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Gedung Dewan Pers Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Minggu (19/7/2020). Tentu saja mensyukuri berbagai nikmat Allah sebagai manifestasi pengabdian hamba kepada Sang Khaliq. MasyaAllah.

Tidak hanya itu, sebagai organisasi kumpulan isteri wartawan dari organisasi kewartawanan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), juga sedang menyiapkan pembentukan koperasi dan simpan pinjam berskala nasional, semua harus kembali kepada niat suci menguatkan pekerjaan wartawan dalam berdakwah dan berjuang di jalan media.

Ketua Umum IKWI Pusat Indah Kirana, mengatakan bahwa pendirian koperasi dimaksudkan untuk mengoptimalkan potensi dan menggairahkan anggota, sebagai penggerak roda organisasi dari Sabang sampai Merauke.

Aktifitas IKWI dengan menggelar syukuran dan diskusi via virtual zoom, merupakan nilai plus bagi kekuatan wartawan di masa pandemi Covid-19. Sebab dengan bersyukur sudah mengabarkan kepada publik bahwa keluarga wartawan masih tangguh dan terjaga, di tengah-tengah gelombang dan goncangan roda ekonomi hampir di semua sektor akibat virus Corona.

Bahkan langkah organisasi ke depan, sedang menyiapkan pembentukan koperasi berskala nasional, termasuk simpan pinjam. Harus disiapkan dan dikonsep secara khusus juga matang dengan SWOT analisis sangat kuat pula. Sebab IKWI setelah beberapa tahun sempat vakum karena “penyakit organisasi”, kini setelah aktif kembali, wajib mendahulukan kepentingan utama, yaitu menjaga harkat dan martabat wartawan dalam menjalankan tugas, tanggung jawab, kewenangan, juga kekuatan sekaligus ketahanan dalam melahirkan karya jurnalistik yang berkualitas dan berakhlaq.

Bahkan tidak berlebihan, peran IKWI diharapkan menjadi penjaga kekuatan wartawan, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai penyebar karya jurnalistik dalam memberikan informasi, mendidik maupun melakukan kontrol sosial, di antara kadang penghibur dan menyeimbangkan soal ekonomi.

Oleh karena itu, koperasi dan simpan pinjam IKWI nanti, wajib dijabarkan secara profesional dan proporsional. Apakah khusus untuk anggota IKWI atau keluarga wartawan yang tergabung dalam PWI, atau seluruh keluarga wartawan dari organisasi kewartawanan apa saja sesuai data di Dewan Pers, atau menjadi koperasi dan simpan pinjam umum.

Gambaran secara umum itu penting, mengingat IKWI adalah potret wanita dari keluarga wartawan. Dan wanita adalah warna dari sebuah organisai dan menjadi cermin berjalan rumah tanpa jendela. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW, jika wanita baik, maka negara akan baik, dan jika wanita kurang baik, maka negara akan bermasalah.

Demikian juga IKWI bagi wartawan ialah kekuatan di balik layar wartawan dalam menjalan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kode etik jurnalistik dan kode perilaku wartawan. Rumah tanpa jendela adalah rumah demokrasi ketika wanita mereka ikut memberi warna kehidupan di berbagai belantara informasi dari pagi, siang, hingga malam hari.

Wanita sebagaimana Allah berfirman, “Wanita mendapat keistimewaan dengan kepercayaan dari Allah untuk bisa mengandung dan melahirkan serta mendapat pahala luas karenanya, dan hal tersebut tidak bisa diberikan kepada lelaki.” (Al Ahqaf 15)

Keistimewaan itu juga diperkuat bahwa “ibu adalah madrasah bagi keluarga”. Ibu sebagai sekolah dalam keluarga , karena menjadi penjaga kekuatan keluarga, terutama mendidik anak-anak, mengelola rumah tangga, dan menguatkan perjuangan suami dalam berbagai kiprah.

Firman lain menegaskan, “Wanita menjadikan dunia lebih indah dan penuh kasih sayang, wanita menjadikan lelaki merasa tentram dan mejadi pelengkap bagi lelaki. “Dia menciptakan untuk kalian isteri dari jenis kalian sendiri supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan menjadikan rasa kasih dan sayang diantara kalian”. (Ar-Rum 21)

Kehebatan dan keistimewaan wanita, termasuk dalam organisai IKWI sebuah keniscayaan dan kodrati, tinggal bagaimana bersama pemimpin mereka, para suami, semakin memperkuat jati diri wartawan, semakin menjaga bermartabat dan taat serta bermanfaat dalam melahirkan karya jurnalistik.

IKWI sudah berlayar ke Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan pulai lain mengayun sampan sebagai penjaga dan kekuatan wartawan. Tentu saja tetap berlabuh di rumah tanpa jendela bersama keluarga, program koperasi dan simpan pinjam, jika disiapkan secara sungguh-sungguh adalah sebagai bagian penguatan pekerjaan wartawan dalam mengemban tugas menyampaikan Informasi kepada masyarakat dan pejabat juga siapa saja yang membutuhkan harkat maupun martabat, terangkat karena merasa mendapat hak juga derajat.

Sebaimana isteri Nabi Muhammad, Khadijah senantiasa menghadirkan ketenangan dalam keluarga, sehingga Rasulullah ketika pulang dalam keadaan lelah setelah berdakwah, tetap terjaga dan selalu waspada.

Khadijah seperti diketahui selalu mendukung dakwah Rasulullah, baik lewat hartanya maupun kemampuan negosiasinya. Karena kehadiran Khadijah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menemukan oase yang membuatnya lebih tenang, sehingga beliau lebih kuat saat menghadapi tantangan dalam berdakwah.

Kehebatan wanita, tidak hanya berkorban dalam keluarga, namun pengorbanam luar biasa dalam hidup dan mati seorang wanita ketika hamil dan melahirkan disejajarkan dengan jihad.

Sebuah hadist menyebutkan; “Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh di jalan Allah, Orang yang mati karena thaun, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena ada luka parah di dalam perutnya, syahid. Orang yang mati sakit perut, syahid. Orang yang mati terbakar, syahid. Orang yang mati karena tertimpa benda keras, syahid. Dan wanita yang mati, sementara ada janin dalam kandungannya.”

Garans bahwa wanita menjadi kekuatan sekaligus penyeimbang dari perjuangan pria, suami mereka, dalam bekerja maupun ibadah juga jihad, maka IKWI adalah representatif dari wanita-wanita tangguh. Semua kiprah dan upaya mereka, bukan semata-mata bersaing, apalagi menjatuhkan tahta “sang pujangga dalam keluarga”. Tapi karena bersama-sama mengangkat marwah dalam keluarga. Juga mendukung mengibarkan bendera perjuangan menjaga martabat media. (*)

 

Penulis : Djoko Tetuko

Sumber Berita : WartaTransparansi.com

Berita Terkait: